Friday, May 25, 2012

Persatuan dalam Perbedaan

Unity in Diversity. Frasa ini merupakan tema dari pentas seni yang digelar oleh SMA saya, lama berselang. Terjemahan lepas frasa ini dalam bahasa Sansekerta, Bhineka Tunggal Ika juga merupakan semboyan dari bangsa Indonesia. Frasa yang sederhana; hanya terdiri dari tiga huruf. Tapi untuk saya pribadi, frasa ini merupakan frasa dengan makna yang kuat dan juga indah, karena dalam frasa ini selain dari semangat persatuan yang jelas-jelas tersurat, juga terkandung semangat cinta kasih dan kerendahan hati. Cinta kasih yang menyebabkan kita mau melihat melintasi batas-batas perbedaan individu dan kelompok, serta kerendahan hati yang membuat kita mau meredam ego untuk kepentingan dan tujuan bersama yang jauh lebih besar.

Bangsa Indonesia yang terbentuk dari berbagai elemen menyediakan arena yang sempurna ketika ingin mewujudkan persatuan di dalam perbedaan. Beragam suku bangsa dengan kebiasaan, kebudayaan, dan pola pikir yang berbeda-beda di Indonesia di satu sisi memang membuat integrasi sebagai suatu bangsa menjadi suatu tantangan tersendiri. Tantangan yang terus menerus menuntut penanganan selama 67 tahun perjalanan bangsa ini. Saya pikir tantangan ini tidak akan pernah bisa sepenuhnya selesai. Apabila satu hal selesai, akan ada hal lain yang muncul. Karena itulah penanganan yang tepat dan cepat untuk setiap permasalahan yang ada menjadi satu-satunya cara untuk mencegah tantangan-tantangan ini bertumpuk menjadi tantangan yang lebih sulit diselesaikan.

Meski mungkin persatuan yang tercipta di negara ini masih punya banyak kekurangan di sana-sini, kenyataannya kita bertahan dalam banyaknya perbedaan dan dalam sekian banyak konflik yang muncul dari perbedaan tersebut. Tapi akhir-akhir ini saya mulai khawatir kalau-kalau bangsa ini akan gagal mempertahankan persatuannya, tidak hanya sebagai suatu negara, tapi yang lebih penting lagi sebagai suatu bangsa. Saya merasa masyarakat kita yang pada awalnya kental dengan suasana saling menghormati dan menerima antar individu dan antar golongan dan selalu mengedepankan sikap ramah kepada siapapun tak peduli latar belakangnya sekarang mulai diwarnai atmosfer curiga yang mengarah kepada xenophobia. Segala hal yang dilakukan oleh pihak lain mulai dilihat sebagai ancaman. Akibatnya, masing-masing kelompok melakukan segala cara untuk membentengi diri mereka dari ancaman pihak lain dan menciptakan batasan yang semakin jelas antara 'kita' dan 'mereka'. Padahal belum tentu ancaman tersebut nyata. Hal ini tentu akan melukai persatuan yang dicita-citakan oleh pendiri bangsa ini.

Yah, mungkin fenomena ini hanya merupakan salah satu dari tantangan yang saya sebutkan sebelumnya dan perlu diselesaikan oleh bangsa Indonesia. Saya jelas berharap bahwa tantangan ini akan dapat segera diselesaikan. Saya percaya bahwa persatuan yang kuat dan suasana nyaman yang sebelumnya saya rasakan di Indonesia dapat sekali lagi tercipta apabila setiap anggota masyarakat menyadari bahwa perbedaan yang ada bukanlah merupakan suatu ancaman, tapi justru merupakan aset yang dapat memperkuat bangsa ini.

No comments:

Post a Comment