Saturday, September 20, 2014

Damai adalah...

Tanggal 21 September adalah hari yang sangat dekat di hati saya. Tidak hanya karena Earth Wind and Fire menyanyikan lagu tentang malam ke-21 di bulan September, tapi juga karena hari ini ditetapkan sebagai Hari Perdamaian Internasional oleh PBB. Sejak tahun 2005, secara konstan saya selalu mengadakan perayaan khusus di tanggal ini, meski dengan bentuk yang berbeda-beda.

Tahun ini, teman-teman saya di Yogya mengadakan inisiatif daring dan mengajak pengguna twitter untuk membagi pendapat mereka tentang perdamaian dengan menggunakan tagar #damaiadalah. Dari tweet-tweet yang saya lihat sejauh ini, kebanyakan sifatnya sangat personal dan aplikatif. Kebanyakan menyangkut kehidupan pribadi: seputar sekolah, kerja, pergaulan, dan keluarga. Sedikit sekali yang membicarakan soal konsep.

Speaking of which, perdamaian adalah konsep yang luas. Tergantung di level mana kita bicara, pembahasan mengenai perdamaian bisa jadi sangat berbeda satu dengan lainnya. Tapi hari ini saya ingin bicara tentang perdamaian di unit yang terkecil: diri sendiri. Bagi saya, seperti halnya kebahagiaan, peace is a state of mind. Segala sesuatu dimulai dari diri sendiri, tak terkecuali perdamaian. Saya pikir seseorang tidak mungkin bisa benar-benar memulai diskusi tentang perdamaian sebelum dia sendiri meyakini pentingnya perdamaian. Saya pikir setiap orang sampai taraf tertentu mengusahakan perdamaian. Hanya saja, bagaimana seseorang membentuk perdamaian di sekelilingnya akan sangat ditentukan oleh bagaimana ia melihat perdamaian.

Bagi saya, perdamaian adalah kebebasan untuk melakukan sesuatu yang secara jujur terasa benar. Saya termasuk orang yang meyakini keberadaan hati nurani; dan hati nurani tidak pernah bohong. Kita bisa saja menggunakan rasionalisasi untuk membungkam suara hati, tapi deep down inside, kita akan tahu ketika kita melakukan hal yang salah. Saya selalu berusaha jujur pada diri sendiri. Salah satu indikator yang jelas apabila saya melakukan kesalahan adalah ketika saya merasakan kebutuhan untuk menyembunyikannya. Ketika saya merasa perlu berbohong, ketika itulah saya tahu yang saya lakukan salah.

Bagi saya, perdamaian adalah menyadari bahwa kita semua sama-sama manusia. Perdamaian terjadi ketika setiap manusia memperlakukan semua manusia lainnya sebagai manusia, tanpa mempertimbangkan embel-embel identitas yang melekat padanya. Mengutip salah satu filsuf terbesar sepanjang masa, "Do unto others what you would have others do unto you." Terdengar simpel, tapi sebenarnya sulit sekali. Karena di dalamnya tersirat pesan-pesan kesetaraan, keterbukaan pikiran, dan kerendahan hati.

Bagi saya, perdamaian adalah menyayangi diri sendiri. Menyayangi di sini bukan dalam konteks narsisistik, tapi bagaimana kita bisa berdamai dengan segala kelebihan dan kekurangan kita. Hal ini terutama sulit karena kita hidup di dalam masyarakat yang punya kecenderungan untuk menghakimi. Apapun yang kita lakukan, masyarakat akan selalu menuding kita punya kekurangan. Langkah pertama yang harus kita ambil dalam rangka menyayangi diri sendiri adala belajar untuk mengabaikan suara-suara negatif ini dan menyadari bahwa kita sempurna dalam segala ketidaksempurnaan kita.

Bagi saya, perdamaian adalah membagikan cinta kepada dunia. First and foremost, manusia harus punya kemampuan menerima dan memberikan kasih sayang. Salah satu cara membuat dunia yang lebih baik adalah dengan memastikan bahwa segala perilaku dan perkataan kita dilandasi oleh kasih pada diri sendiri, sesama, dan lingkungan di sekitar kita. 

Bagi saya, perdamaian adalah kemampuan meresolusi konflik, serta kedewasaan untuk menghindari eskalasi konflik yang tidak diperlukan. Konflik adalah bagian penting dalam kehidupan bermasyarakat. Konflik ada sebagai buah dari pemikiran kritis untuk mendorong perubahan yang lebih baik dalam masyarakat. Bagaimana seseorang mengelola konflik akan menentukan perubahan yang terjadi dalam masayarakat.

Kira-kira demikian perdamaian menurut saya. Jujur, saya saat ini tidak punya kemampuan untuk sepenuhnya melaksanakan hal yang saya tuliskan di atas, but I constantly thrive to do the best I can to make the world a more peaceful place. Bagaimana dengan anda?