Thursday, March 19, 2015

And Then We Laugh 'Til We Cry

Have you ever heard such thing called as the International Day of Happiness? Well, apparently the UN set 20 March as such day. I guess happiness is something that is very rare these days, it needs an international day to remind people to be happy. Even the pope acknowledged that one of the biggest issue for youth today is gloom. Or, freely interpreted, the lack of happiness.

Personally, I think that being happy is overrated. Happiness, and other emotions, are means to maintain people's sanity; all of which are equally as important. Of course being happy is more desirable. But I think people today are so obsessed on their pursuit of happiness that other emotions are often being intentionally put aside in order to be happy.

As human, we experience a whole range of emotions from the bright cheerful ones to the darkest part of the abyss of your soul that only shows during your most intimate times. In today's society, the darker set of feelings are often being translated as an indication of something wrong in life. People who are down and depressed are often labeled as ungrateful, or a failure. Society desperately trying to make these people open their eyes and see the light around them without realising that these people are blinded by the unnatural light.

As I get older, I think I can better understand and respect the spectrum of emotion. Maybe people think that I am a cynic, but I disagree. I cherish the times when I feel happy, but I also cherish the moments when I feel agony, confusion, and disgrace. I think that those times shaped the way I am now. Denying them would mean nullifying all the good they have done to my life. You can never be a whole person if you only focus on your bright side. And acknowledging the dark side is a way to better connect to your inner self. Besides, based on my experience, the most badass people I know are those who has stared their dark side in the eye and continue to stand.

Yes. I'm a geek. Sue me.
Anyhoo, I think happiness is not something you need to fight for. I think it's just something you need to naturally let in. I think happiness is not about locking away your emotional baggage, but about allowing yourself to breathe in every once in a while and smile as your little niece asking you to come home soon or you watched a baby husky learning to howl. About shedding a tear when you see that extremely touching scene when Tomoe was killed by Kenshin's sword. About appreciating the moments you spend in silence with the friends that are dear to your heart, and about embracing that zing of pain when you are physically unable to hold them when they are hurting miles away from you. About opening your hearts to every single thing that you feel and still knowing that despite all, everything is okay.


This whole damn world can fall apart
You'll be OK, follow your heart

-----------------------------------------------------------------
* Nakahara Sunako's picture from the manga Perfect Girl Evolution by Hayakawa Tomoko
* Kenshin and Tomoe's picture from the manga Rurouni Kenshin by Watsuki Nobuhiro

Sunday, March 8, 2015

Make It Happen!

8 Maret 2015. Hari Perempuan Internasional. Entah kenapa waktu terasa semakin cepat berlalu. Mungkin karena pada dasarnya semakin lama perbandingan relatif antara satu hari dengan total waktu kita hidup memang semakin kecil ya? Baiklah. Cukup meracaunya. Kembali ke Hari Perempuan Internasional (untuk selanjutnya disebut IWD--International Women's Day) yang kita rayakan hari ini.

Tema IWD kali ini adalah "Make It Happen" yang seyogyanya dipersembahkan bagi pencapaian-pencapaian perempuan. Segala pencapaian memang selayaknya diapresiasi. Namun mengapresiasi pencapaian perempuan secara khusus menjadi penting, mengingat umumnya perempuan harus menghadapi lebih banyak tantangan dalam meraih pencapaian tersebut; baik yang datang dari pemerintah, masyarakat, keluarga, maupun dirinya sendiri.

Yang paling penting, seringkali kita lupa mengapresiasi pencapaian perempuan. Pencapaian perempuan kadang tidak dilihat sebagai keberhasilan dirinya, namun seringkali dilihat sebagai bonus akan pencapaian ayah/suami/saudara laki-laki/anak laki-lakinya. "Yah, lumayan buat nambah-nambah penghasilan Bapak," sering kan kita dengar kata-kata seperti ini? Sayangnya, jarang ada perempuan yang bisa mengklaim bahwa pencapaiannya adalah miliknya. Bahkan kadang kalau ada perempuan yang sukses, orang-orang malah mencibir: "Sudah umur segitu kok mikirin karier doang. Kalau tambah berumur tambah nggak ada yang mau loh," terima kasih loh, tante nyinyir sebelah rumah. Saya sih cuma meyakini kalau setiap perbuatan itu ada karmanya. Jadi silahkan tante tunggu saja. Hehehe...

Hasil dan Proses
Faktanya, kebanyakan perempuan kalah start dari laki-laki dalam berbagai aspek (misalnya saja dalam pendidikan dan kepemilikan modal, baik modal finansial maupun sosial). Lebih menyebalkan lagi, tidak mudah bagi perempuan untuk mengejar ketinggalan tersebut, karena pengaturan sosial-politik-religius-kultural yang  berlaku saat ini punya kecenderungan untuk tidak membiarkan perempuan mengejar ketertinggalannya itu. Makanya banyak feminis tidak lelah berkoar-koar soal keadilan. Lha wong kalau nggak begitu apa ya perempuan bakalan dikasih kesempatan? Nggak juga kan?

Justru karena itulah, kita tidak bisa mengukur "pencapaian" perempuan semata-mata dari keberhasilan yang bombastis. Pencapaian, terutama pencapaian perempuan, hampir setiap kali bukan merupakan sesuatu yang given, melainkan adalah sesuatu yang harus diperjuangkan. Dengan demikian, ketika bicara pencapaian perempuan berarti kita membicarakan proses transformasi yang memampukan perempuan.

Bicara pencapaian perempuan berarti melihat perubahan-perubahan kecil ke arah positif yang terjadi secara perlahan, dan seringkali terabaikan begitu saja. Padahal bagi perempuan, melakukan perubahan-perubahan kecil dan insignifikan itu saja sudah perjuangan luar biasa yang menguras energi dan emosi. Nah, disinilah apresiasi jadi penting. Untuk menjaga semangat dan energi perempuan agar bisa berjuang satu hari lagi. This is, after all, a never ending process. Makanya kita berlu lebih jeli melihat hal-hal seperti ini, supaya kita kemudian bisa mengapresiasinya, dan dengan demikian memberi bahan bakar yang dibutuhkan bagi transformasi perempuan.

Uphill Battle, I look Good When I Climb


You haven't seen the best of me and I'm still working on my masterpiece

Ngomong-ngomong soal usaha yang di keluarkan perempuan untuk mencapai sesuatu, akhir-akhir ini saya sedang tergila-gila dengan lagunya Jessie J yang bertajuk Masterpiece. Menurut saya lagu ini dengan apik menggambarkan perjuangan yang dilakukan perempuan dalam meraih apa yang dia ingin capai, despite all the challenges.

Kenapa menurut saya lagu ini spesial? Karena perjalanan menuju pencapaian bagi perempuan sama sekali bukan hal yang glamor. Perempuan (mungkin laki-laki juga ya, tapi berhubung hari ini IWD jadi mari kita batasi pembicaraan pada perempuan saja) yang berusaha tidak menapaki jalan yang mulus. Banyaknya tantangan akan menyebabkan perempuan terjatuh dan terjatuh lagi, seperti kata Ariel PeterPan.

Setiap kali perempuan terjatuh, maka akan ada proses menyalahkan diri sendiri dan merasa gagal. Paling tidak saya begitu, sampai taraf tertentu. Seberapa parahnya proses ini akan sangat tergantung pada kepribadian masing-masing perempuan. Jessie J dalam lagu Masterpiece menyatakan bahwa hal ini tidak apa-apa. Tidak ada orang yang sempurna, dan setiap orang akan jatuh. Tapi ketika kita punya sesuatu yang ingin dicapai dan determinasi untuk mencapainya, maka yang bisa kita lakukan ya terus berjalan. After all, isn't that what life's all about?

So Here's to You, and You, and You, and You
Di sekeliling saya ada banyak sekali perempuan luar biasa, dengan permasalahan-permasalahan yang meskipun berbeda-beda bentuknya, tapi harus dihadapi dalam keseharian mereka. Saya pikir beberapa dari mereka akan membaca tulisan ini. Paling tidak saya harap demikian. Bagi kakak, adik, teman, kolega, saudara, ibu, dan semua perempuan yang saya sayangi; saya yang membaca tulisan ini; saya ingin secara khusus menyampaikan bahwa saya menyaksikan perjuangan kalian, dan kalian luar biasa. I know that it has not been easy. I know how hard you have struggled. But you are doing great! So here's to all of you, for being the amazing women that you are. Cheers!

--------------------------------------------------------------------
* Gambar "Be Kind Rewind" diambil dari halaman ini.
** Gambai "Internet Hug" diambil dari pesan Whatsapp teman beberapa waktu berselang. Apabila ada yang tahu asalnya tolong hubungi saya yah.