Sunday, May 20, 2012

Komunikasi Modern: The Good, The Bad, And The Ugly

Dalam rangka memperingati hari komunikasi sedunia yang jatuh pada hari ini, 20 Mei 2012, mari kita bicara soal komunikasi modern. Tapi pertama-tama, saya ingin membicarakan (atau menuliskan) mengenai elemen-elemen pembentuk frasa tersebut. Komunikasi dan modern. Komunikasi, derivasi dari kata communis yang artinya berbagi. Komunikasi sendiri merujuk pada proses berbagi informasi, atau lebih jelasnya proses pembagian informasi di antara dua pihak atau lebih. Kata yang kedua, modern berarti berhubungan dengan fenomena yang terjadi di masa kini. Bisa juga dikaitkan dengan penggunaan teknologi-teknologi dan metode-metode terbaru. Merujuk kepada kedua penjelasan tersebut, maka saya memahami komunikasi modern sebagai proses pembagian informasi antara dua pihak atau lebih yang terjadi di masa sekarang dan melibatkan penggunaan teknologi dan metode terbaru.

The Good
Komunikasi merupakan bagian integral dalam kehidupan manusia. Secara pribadi, saya berpendapat bahwa proses komunikasi yang kita lakukan ikut mendefinisikan eksistensi kita sebagai manusia. Kerennya: communicatio ergo sum, atau gaulnya: nggak komunikasi nggak eksis. Kenapa? Karena tanpa berkomunikasi kita tidak didengar, dan tidak dikenal. Ketika kita berkomunikasi, kita membagi pikiran-pikiran kita dengan orang lain sehingga orang dapat mengerti dan memahami pemikiran dan sudut pandang kita. Begitu juga sebaliknya. Dalam rangka menjalin hubungan yang efektif dengan pihak lain, mau tidak mau kita harus bisa membangun proses komunikasi yang berjalan dengan baik (working communication process) dengan parapihak tersebut. Saya ambil contoh pasangan kekasih. Agar hubungan mereka bisa lestari, kedua belah pihak harus bisa berkomunikasi dengan baik satu sama lain. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah hal yang baik, berguna, dan sangat penting untuk dipraktekkan dalam kehidupan manusia.

Begitu juga dalam konteks komunikasi modern. Proses komunikasi yang awalnya hanya bisa dilakukan secara langsung antara satu pihak dengan pihak lain yang bertatap muka--saya menafikkan kemungkinan adanya bentuk-bentuk komunikasi telepatis--telah berkembang seiring munculnya berbagai macam media penyampai informasi. Sebut saja telepon, media massa, sampai media-media lainnya yang ada di dunia maya. Keberadaan teknologi-teknologi ini membantu manusia berkomunikasi dengan menjadikan proses komunikasi semakin mudah, murah, dan cepat.

The Bad
Ada dua hal yang meresahkan saya terkait komunikasi modern. Pertama, Semakin banyak orang memahami komunikasi sebagai proses menyampaikan informasi, tapi melupakan bahwa komunikasi juga melibatkan proses menerima informasi dari luar. Maksud saya begini, semakin banyak orang merasa bahwa pendapatnya penting didengarkan orang lain, maka itu mereka sangat vokal dalam menyampaikan pendapat baik secara langsung maupun lewat 'wadah-wadah' seperti organisasi massa, partai politik, dan media sosial. Sayangnya, dalam usaha menyampaikan maksud mereka, mereka menutup mata, telinga, dan hati terhadap suara pihak lain. Akibatnya, tidak ada usaha memahami pihak lain, yang kemudian berimbas pada semakin banyaknya benturan-benturan antar pendapat dalam masyarakat. Sebut saja antara pihak yang menghujat dan mendukung kedatangan Lady Gaga ke Indonesia. Kedua belah pihak kekeuh dengan pendapatnya masing-masing tanpa sedikitpun membuka ruang untuk mencari jalan tengah, yang pastinya ada di suatu tempat. Dalam kasus ini saya cukup berdiri di samping arena menonton perdebatan seru kedua belah pihak sambil makan pop corn. Kalau ikut-ikutan takut kehabisan energi.

Kedua, semakin banyak orang terlena dengan indahnya fitur-fitur yang disediakan oleh teknologi komunikasi yang ada dewasa ini sampai mereka terputus dari kenyataan di sekelilingnya. Saya ngeri melihat anak-anak sekolahan yang tidak bisa meletakkan gadgets mereka, kecuali ketika tidur. Lebih ngeri lagi ketika yang melakukannya orang dewasa yang harusnya memberikan contoh kepada yang lebih muda. Saya sangat terganggu apabila orang memakai gadgets mereka ketika sedang berbicara secara tatap muka dengan orang lain, mengendarai kendaraan baik yang bermotor maupun tidak, di dalam pesawat terbang, dan juga di dalam rumah ibadah. Mengganggu, menyebalkan, bahkan berbahaya. Salah satu dari sekian keresahan saya dalam hal ini ditangkap secara apik oleh Mice dalam ilustrasinya yang ditayangkan di Kompas tanggal 13 Mei 2012 lalu. Coba anda lihat. Meresahkan bukan?

Gambar diambil dari alamat ini. Terimakasih kepada Mice
yang memberikan ijin memasang ilustrasinya di blog ini.

The Ugly
Nah, kalau kedua hal tadi belum cukup keterlaluan, mari kita tinjau kekacauan yang makin marak di dunia maya. Mungkin dikarenakan komunikasi via dunia maya tidak melibatkan pertemuan face-to-face orang mulai melupakan etika-etika komunikasi, yang sesungguhnya penting. Di dunia maya, orang tidak lagi merasa bersalah ketika memaki dan menjelek-jelekkan pihak lain, bahkan dengan menggunakan kata-kata yang menurut saya tidak beretika. Hal ini diminimalisir dalam komunikasi langsung, karena dengan cara ini pembicara harus siap menghadapi reaksi dari orang yang diajak bicara sehingga mereka harus pikir-pikir sebelum berbicara kepada seseorang. Takut konsekwensinya.

So...?
Komunikasi itu adalah proses yang sangat penting. Saking pentingnya maka harus dilakukan dengan benar dan bertanggung jawab. Yang perlu diingat, komunikasi berarti berbagi, bukan cuma berbicara. Untuk menutup tulisan ini, saya akan mengutip pesan dari Paus Benediktus XVI, "By remaining silent we allow the other person to speak, to express him or herself; and we avoid being tied simply to our own words and ideas without them being adequately tested." [Benedict XVI, 2012] Menyuarakan pendapat boleh saja, tapi kita harus tetap mencoba terbuka terhadap pendapat yang lain. Selamat hari komunikasi sedunia!

No comments:

Post a Comment